Saturday, June 18, 2016

Sifat-sifat yang harus dihindari oleh seorang Muslim

                                                                               

       Dengki atau hasad biasanya merupakan fisualisasi yang timbul karena kecenderungan sosial. Kecenderungan adalah salah satu jenis naluri manusia yang negative. Timbul kecurigaan , karena tetangganya yang status sosialnya setaraf dengannya. Dari rasa curiga menumbuhkan iri hati. Irihati mendorong timbulnya tayangan kedengkian dan mulutpun mulai usil menyebarkan fitnah. Seseorang tersebut dijadikan sumber permasalahan dan diungkap kejelekannya.

       Motif iri hati yang mendorong timbulnya dengki dapat bermacam-macam. Ada yang isebabkan karena tidak mau ekomominya tersaingi. Rasa tidak puasnya dilampiaskan dengan berbagai cara. Ia senang jika yang dianggap sebagai rifalnya ditipa musibah. Atau, ia berusaha berusaha menyaingi melalui jalan yang tercela. Barang kali ia merasa puas bila sama-sama menjadi miskin.

       Ada pula kedengkian yang timbul bukan karena rasa iri hati. Penyebabnya dapat bermacam-macam, dari masalah yang sangat sepele sampai ke masalah yang serius. Misalnya, seorang lelaki mempunyai kekasih yang kemudian digait dengan laki-laki lain. Dua musuh muncul sekaligus, yaitu kekasihnya sendiri dan si penggait. Timbullah amarahnya, yang oleh setan biasanya justru dikobarkan api kemarahannya menjadi bara yang menjadi api. Bara api ini yang merupakan mata air bagi setan. Di strategi penentu kemenangan atas kesombongan watak iblis, yang selanjutnya mendorong seseorang menjadi dengki dan diiringi rasa benci dan dendam.

       Serakah sifat serakah adalah salah satu species yang tidak kalah jahatnya dari dengki. Dalam struktur pangalaman dalam islam, kedua gejala itu merupakan pemberontakan rasa bergantung sebagai mahluk kepada penciptanya. Karenanya kita harus memahami arti dari pengalaman yang bersifat metafisis. Pintu masuknya adalah pengenalan diri. Dan di dalam pengenalan diri ada radikal (pengalaman empiris).

       Betapa rumitnya corak kehidupan dunia yang dipupuk dengan lomba keserakahan. Orang mengisi hidup ini dengan permainan (spekulasi), humor, perfeksi, berbangga hati berpacu dalam keserkahan. Orang mengisi hidup ini dengan keserakahan. Ada orang yang khwatir imannya rusak menghadapi kehidupan hura-hura seperti itu. Kemudian ia menyadari dari keramayan masyarakat, dengan dalih mencari ketenangan. Menghindari hidup bermasyarakat, beralih ke pola hidup menyendiri kiranya dianggap sebagai suatu proses pelarihan, dari kehidupan duniawi ke kehidupan surgawi.

       Sombong, adalah suatu sikap yang suka membesarkan sesuatu yang sebenarya hanya sepele. Atau, sikap yang melebihkan sesuatu yang tidak perlu dilebih-lebihkan. Untuk menyadari sikap yang keliru ini, jalan terbaik adalah menganal jati diri sendiri melebihi mengenal terhadap yang lain. Setelah ia disatukan dan dibesarkan dalam alam, barulah ia memahami makna ilmu dan hikmah penciptaan oleh Tuhan. Ia mulai tahu, bahwa dirinya tidak dapat hidup tanpa campur tangan Tuahan.

       Maka, pengenalan diri seperti itu akan mengingatkan seseorang, betapa pentingnya menundukkan rasa sombong. Menghapus rasa sombong tidak muda, meskipun pada umumnya orang pada tahu, bahwa sombong itu bukanlah pakaian manusia, tetapi pakaian iblis/setan. Dan bagian-bagian dari sombong itu ada :

- Takabur, merupakan jenis kesombongan, karena meremehkan kebesaran Tuhan. Orang seperti ini biasanya merasa serba lebih dibandingkan orang lain. Ia merasa lebih penting, mulia, berharga dan merasa bahwa segala sesuatu diperoleh atas kelebihan kemampuannya.
- Ujub, merupakan sikap takabur yang tersimpan di dalam hati. Orang kagum terhadap dirinya sendiri, karena paling sempurna ilmu dan amalannya. Orang ini biasanya merasa bangga, puas dan sombong atas kelebian yang dimilikinya.
- Pamer, atau riya’ adalah jenis kesombonagan yang culanya diarahkan kepada orang lain. Pamer adalah sikap yang memperlihatkan sikap angkuh, ingin selalu dipuji dan disanjung oleh orang lain, walaupun sikap dan perbuatannya tidak patut di hargai.
- Bohong, atau dusta adalah lambang kejahatan, simbol kekejaman dan salah satu ciri dari nifak. Orang yang suka bohong biasanya pandai beretorika/bersilat lidah tutur katanya menawan karena mempunyai maksud tertentu.

       Bakhil, atau kikir adalah orang yang merasa dirinya serba cukup, dan biasanya mendustakan nilai-nilai kebaikan pahala. Salah satu sifat bakhil antara lain menyembunyikan kewajiban, atau sebagian dari kewajiaban yang sepatutnya dilakukan. Sifat bhakil bukan hanya menyentuh masalah harta, melainkan pula masalah warna kepribadian. Bakhil banyak macamnya antara lain : bkhil harta, kebaikan, senyum, ilmu sebagainya.

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *