Saturday, June 18, 2016

Induksi dan deduksi

                                                                               


       Induksi adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi). Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas fenomena-fenomena yang ada. Karena semua fenomena harus diteliti dan dievaluasi terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh kenpenalaran induktif, maka proses penalaran itu juga disebut sebagai suatu corak berfikir yang ilmiah. Namun induksi sendiri tidak akan banyak manfaatnya kalau tidak diikuti oleh berfikir yang kedua, yaitu deduksi yang akan dibicarakan dalam bab berikutnya.

       Pengertian fenomena-fenomena individual sebagai landasan penalaran induktif harus diartikan pertama-tama sebagai data-data maupun sebagai pernyataan-pernytaan, yang tentunya bersifat factual pula. Sehingga induksi dapat bertolak dari fenomena-fenomena yang berbentuk fakta-fakta atau pernyataan-pernyataan (proposisi-proposisi).

       Proses penalaran yang induktif dapat dibedakan lagi atas bermacam-macam varisi yang berturut-turut akan dikemukakan dalam bagian-bagian berikut : generalisasi, hipotese, dan teori, analogi, innduktif, klausal, dan sebagainya.

       Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolsk dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu enferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tadi. Tetapi sebagai suda dikatakan di atas, proses berfikir yang induktif tidak ada banyak artinya kalau tidak diikuti proses berfikir yang deduktif. Sebab itu generalisasi hanya akan mempunyai makna yang penting, kalau kesimpulan yang diturunkan dari sejumlah fenomena tadi bukan saja mencakup semua fenomena itu, tetapi juga harus berlaku pada fenomena-fenomena lain yang sejenis yang belum diselidiki.

       Contohnya : mobil semacam kendaraan pengangkut, maka pengertian mobil dan kendaraan pengangkut merupakan hasil generalisasi juga. Dari bermacam-macam tipe kendaraan dengan ciri-ciri tertentu ia mendapatkan sebuah gagasan mengenai mobil, sedangkan dari bermacam-macam alat untuk mengangkut sesuatu lahirlah abstaksi yang lebih tinggi (=generalisasi lagi) mengenai kendaraan pengangkut.

       Hipotese dan teori, sebenarnya generalisasi dan hipotese tumpang tindih sifatnya, namun membedakan dua istilah itu sangat perlu. Istilah hipotese itu sendiri juga tidak menimbulkan kesepakatan di antara ahli.tetapi untuk meudahnya kita memberi batasan berikut sebagai pegangan untuk membedakannya dengan generalisasi.

       Dengan demikian, walupun hipotese merupakan cara yang baik untuk mempertalikan fakta-fakta tertentu, suatu waktu hipotese itu dapat ditolak karena fakta-fakta baru yang dijumpai bertentangan atau tidak lagi menunjang hipotese tadi. Untuk merumuskan hipotase yang baik diperhatikan beberapa ketentuan berikut :

- Secara maksimal memperhitungkan semua evidensi yang ada; semakin banyak evidensi yang digunakan, semakin kuat hipotese yang diajukan (ciri kauntitatif).
- Bila tidak ada alasan-alasan lain, maka diantara hipotase yang mungkin diturunkan,lebih baik memilih hipotese yang sederhana dari pada yang rumit. Bila menghadapi seseorang mahasiswa yang tidak lulus ujian, apakah harus mengatakan bahwa ia harus mengatakan bahwa ia tidak lulus karena tidak belajar dan tidak menguasai pelajaran, atau karena para dosen menaruh sentiment kepadanya sehingga memberi nilai yang menjatuhkan.
- Sebuah hipotese tidak pernah terpisah dari semua pengetahuan dan pegalaman manusia. Sebab itu, sebuah hipotese tidak akan pernah bertahan kalau tidak cocok dengan pengetahuan manusia walaupun mungkin fakta-faktanya menyakinkan.

       Analogi, atau disebut juga analogi induktif adalh suatu proses penalaran yang bertolak dari dua peeristiwa khusus yang mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk suatu hal akan berlaku pula untuk hal yang lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal akan berlaku pula untuk hal yang lain. Sebab itu sering timbul pengertian antara anlogi induktif dan analogi logis sebagai yang dikemukakan di ats dengan analogi deklaratif atau ananlogi penjelas yang termasuk dalam persoalan perbandingan.

       Analogi induktif atau analogi logis sebagai suatu proses penalaran bertolak dari suautu kesamaan actual antara dua hal. Sebagai ilustrasi mengenai analogi ini perhatikan contoh beerikut : Nina adalah tamatan Fakultas Ekonomi Universitas Omega. Ia telah memberikan prestasi yang luar biasa kepada perusahaan Omikron, tempat ia bekerja. Ia telah mengajukan banyak usul mengenai cara pemecahan atas kesulitan-kesulitan yang dihadapi perusahaannya. Pada waktu penerimaan pegawai-pegawai baru, direktur perusahaan langsung menerima faeq, karena faeq adaah seorang alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Omega, sepert halnya nina. Semua pelamar-pelamar lain diabaikan begitu saja. Menurut logika direktur, karena faeq adalah seorang tamatan Fakultas Ekonomi Uneversitas Omega, maka pasti ia memiliki juga kecerdasan dan kualitas yang sama atau sekurang-kurangnya sama dengan Nina. Dalam hal ini ia tidak mengambil keputusanya karena data-data yang mengungkapkan siapa itu faeq, tapi ia melihat bahwa faeq berasal dari Fakultas Ekonomi Omega seperti halnya dengan nina yang telah dikenalnya.

       Deduksi adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Dalam diduksi, untuk menurunkan sebuah kesimpulan penulis harus mengumpulkan bahan-bahan atau fakta-fakta terlebih dahulu. Seamakin banyak fakta yang dikumpulkan maka semakin baik ciri kualitas faktanya itu, maka akan semakin mantap pula kesimpulan yang diturunkan itu.Oleh karena itu, bila kita membandingkan penalaran dalm bentuk induksi dan penalaran dalam deduksi, maka kesimpulan dalam induksi mengandung kemungkinan kebenaran.

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *