Saturday, June 18, 2016

Alam Semesta

                                                                              

                                                                         
       Manusia sejak zaman dahulu telah mengerahkan daya akal untuk meyelidiki rahasia serta mencari hubungannya dengan kebutuhan dan tujuan hidupnya di atas bumi ini. Oleh karena itu timbul para ahli ilmu alam seperti astronom, meteorology, geologi, fisikawan, dan lain sebagainya, serta ahli filsafat di bidang tersebut. Penemuan dalam bidang astronomi menyebabkan kosmologi terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini statis, dari permulaan diciptakannya sampai sekarang ini tidak berubah dan kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini dinamis, bergerak atau berubah.

       Kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini dinamis, ditunjang oleh ilmu pengetahuan modern. Menurut teori evolusi, pengembangan seperti dibuktikan oleh adanya red shift, ditafsirkan bahwa alam semesta ini dimulai dengan satu ledakan dahsyat. Materi yang terdapat dalam alam semesta itu mula-mula berdesakan satu sama lain dalam suhu dan kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya berupa pohon, neutron, dan electron, tidak mampu susunan berat. Karena mengembang, maka suhu menurun sehingga, proton dan neutron berkumpul membentuk inti atom. Kecepatan mengembang ini menetukan macam atom yang terbentuk.

       Para ahli ilmu alam telah menghitung bahwa masa mendidih itu tidak lebih dari 30 menit. Bila kurang artinya mengembung lebih cepat, alam semesta ini akan dominir oleh unsur hidtrogen. Apabila lebih cepat dari 30 menit, berarti mengembung lambat, unsur berat akan dominan.

       Selama 250 juta tahun sesudah ledakan dahsyat, energy sinar dominan terhadap materi, transformasi di antara keduanya bisa terjadi sesuai dengan rumus Einstein, E = sentimeter persegi. Dalam proses pengembangan ini, energy sinar banyak memakai dan materi makin dominan. Setelah 250 juta tahun maka masa dari materi dan sinar menjadi sama. Sebelum itu, tidak dibayangkan bahwa materi larut dalam panas radiasi seperti garam larut dalam air.

       Pada masa itu, setelah lewat 250 juta tahun, materi dan gravitasi dominan, terdapat differensiasi yang tadinya homongen. Bola-bola gas massa galaxy terbentuk dalam garis tengah lebuh kurang 40.000 tahun cahaya dan massanya 200 juta kali massa matahari kita. Awan gas gelap itu kemudian berdifferensiasi atau berkondensasi menjadi bola-bola gas bintang yang berkontraksi sangat cepat. Akibat kontraksi atau pemadatan itu maka suhu naik sampai 20.000.000 derajat, yaitu threshold reaksi inti, dan bintang itupun mulai bercahaya. Karena sebagian besar dari materi terhisap kepusat bintang, maka planet dibentuk dari sisa-sisanya yaitu butir-butir debu dan berbenturan satu sama lain dan membentuk massa yang lebih besar, berseliweran di ruang angkasa dan makin lama makin besar.

       Proses kondensasi bintang dan pembentukan planet membutuhkan waktu beberapa ratus juta tahun. Kita mengetahui bahwa bulan bergerak menjauhi bumi, hal ini bahwa bererti bahwa beberapa miliyar tahun yang lalu bumi dan bulan itu satu, dan bulan merupakan pecahan dari bumi yang memisahkan diri.

       Dalam mempelajari red shift, diukrur dengan tahun cahaya bukan dengan kilometer. Kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik, sedangkan beberapa galaxy beberapa juta tahun cahaya jauhnya. Pada waktu kita memandang galaxy yang sangat jauh itu sebetulnya kita sedang meneropong jauh ke masa yang silam. Dalam mempelajari galaxy yang jauhnya satu milyar tahun cahaya, sebetulnya membuktikan bahwa satu milyar tahun yang lalualam semesta ini mengembung dengan kecepatan yang lebih tinggo dari yang sekarang. Hal ini berarti pula bahwa kita berada di alam semesta yang dinamis, bukan statis.

       Lain dari pada itu penerunan kecepatan mengembung meramalkan pada suatu -waktu pengembungan itu akan berhenti, kemudian berkontraksi, dan akhirnya kembali kepada situasi kepadatan seperti asalnya kurang lebih 5 milyar tahun yang lalu.

       Kita tidak mengetahui secara pasti bagaimana besarnya tekanan yang tercapai pada kepadatan yang maksimum itu, tetapi menurut semua petunjuk tekanan itu sungguh-sungguh sangat tinggi. Besar kemungkinan seluruh massa alam semesta yang mempunyai kemungkinan bentuk yang bagaimana pun dalam masa pra-kehancuran telah dimusnahkan secara sempurna, dan bahwa atom-atom dan intinya telah di pecahkan menjadi proton, neutron, dan electron serta partikel dasar lainnya, jadi taka da satu pun yang bisa dituturkan tentang masa sebelum pemadatan alam semesta itu. Segera setelah pemadatan massa alam semesta itu mencapai titik maksimun, kepadatan yang sangat tinggi itu hanya bertahan dalam waktu sebentar saja.

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *