Dalam Kamus Bahasa Indonesia, alat sebagai, “barang yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu; orang yang dipakai untuk mencapai maksud; bagian tubuh (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan) yang mengerjakan sesuatu; segala apa yang dipakai untuk menjalankan kekuasaan Negara (seperti polisi, tentara).” Dengan demikian, definisi alat cukup luas, tidak hanya terbatas pada barang, melainkan meliputi segala apa yang dipakai untuk mencapai tujuan.
Merujuk definisi diatas, maka alat pendidikan dapat diartikan segala sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Amir Daien Indra Kusuma menyebut alat pendidikan sebagai langkah-langkah yang diambil demi kelancaran proses pendidikan.
Piet A. Sahertian juga mendefinisikan alat pendidikan sebagai segala usaha atau tindakan yang sengaja digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sementara itu, Ahamad D. Marimba memandang alat pendidikan dari aspek funsinya, yakni alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah pencapain tujuan. Dan alat sebagai tujuan (untuk mencapai tujuan selanjutnya).
Pendapat cukup luas dikemukakan Imam Barnadib yang menyatakan alat pendidikan sebagai “suatu tindakan atau perbuatan atau situasi, atau benda yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai tujuan pendidikan.”
Macam-macam alat pendidikan
Al-Nahlawi membagi alt-alat pendidikan menjadi 2 macam, yaitu: alat yang bersifat material dan alat-alat yang bersifat psikis. Alat-alat macam pertama bias diistilahkan dengan piranti keras (hardware) dan alat yang kedua diistilahkan sebagai piranti lunak (software). Yang dimaksud piranti keras ialah alat-alat seperti gedung sekolah dan alat peraga.
- Gedung Sekolah
- Perpustakaan
Salah satu jalan keluar untuk mengatasi kebutuhan terhadap buku baik dari anak yang sedang menuntut ilmu maupun siapa saja yang ingin meningkatkan perbendaharaan ilmu pengetahuannya, maka perlulah didirikan perpustakaan. Adapunbentuk perpustakaan ada yang bersifat umum (perpustakaan umum ataupun perpustakaan keliling) ada yang bersifat khusus (perpustakaan pribadi, perpustakaan sekolah).
Di dalam perpustakaan tidak hanya dijumpai para pembaca, tetapi juga para peneliti, penelaah, penyalin dan penerjemah. Mereka itu semua telah memberikan sumbangannya yang berharga untuk kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan.
Perpustakaan di sekolah hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik, misalnya buku-buku tersedia di dalamnya dissesuaikan dengan tingkatan-tingkatan sekolah yang ada. Untuk sekolah rendah lain dengan sekolah menengah, juga antara sekolah menengah dengan perguruan tinggi.
Buku perpustakaan sekolah hedaknya dipilih secara hati-hati sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, hasrat membaca hendaknya dipupuk dengan mengedarkan buku di kelas secara bergantian. Pendidik hendaknya pandai menarik peserta didik untuk suka menggunakan waktu luang dalam perpustakaan, mendorong untuk mencari sumber-sumber sendiri dari buku-buku dan melatihnya untuk berfikir aktif dengan menghadapi berbagai sumber bahan.
3. Alat peraga yaitu alat-alat pelajaran secara pengindraan yang tampak dan dapat dinikmati. Alat-alat peraga diperlukan sekali di dalam memberikan pelajaran kepada anak untuk memudahkan di dalam memberikan pelajaran dan memahami pelajaran dengan jelas atau menguasai isi den kecakapan pelajaran dengan baik.
Adapun fungsi alat peraga antara lain.
o Membantu dan mempermudah para guru dalam mencapai tujuan instruksional secara efektif dan efisien.
o Mempermudah para siswa menangkap materi pelajaran, memperkaya pengalaman bekajar serta membantu memperluas cakrawala pengetahuan mereka
o Menstimulasi pengembangan pribadi serta profesi para guru dalam usahanya mempertinggi mutu pengajaran di sekolah
Alat-alat peraga yang dapat dipakai zaman sekarang itu, antara lain :
o Media tulis atau seperti buku, kitab, sejarah dan sebagainya
o Benda-banda alam seperti manusia hewan, tumbuh-tumbuhan, zat padat, cair, gas dan sebagainya
o Gambar-gambar lukisan, diagram, peta dan grafik, alat itu dapat dibuat dalam ukuran besar dapat juga dipakai dalam bentuk buku-buku teks/bahan bacaan lain
o Gambar yang dapat diproyeksi, baik dengan alat atau tanpa suara seperti fato, slide, film, strip, televisi, video dan sebagainya
o Audio recording (alat-alat untuk didengar) seperti kaset tepe, radio, piringan hitam dan lain-lain yang sama diwarnai pendidikan (Darajat, 1996 : 81).
Jenis Alat Pendidikan
Ada tiga jenis pendidikan :
1. Tindakan/perbuatan mendidik ebagai alat pendidikan
Segala tindakan dan perbuatan guru akan berpengaruh terhadap anak didiknya. Pengaruh tersebut bisa berpengaruh positif ataupun negative. Perbuatan guru dikatakan sebagai perbuatan mendidik jika perbuatan tersebut berpengaruh positif terhadap perkembangan anak didiknya.
Banyak sekali perbuatan guru yang sengaja dilakukan untuk memberi makna pendidikan bagi anak. Misalnya perbuatan/tindakan untuk menjadi teladan yang layak ditiru anak. Misalnya, orang tua selalu shalat tepat waktu agar anaknya terbiasa shalat tepat waktu, guru selalu berbicara sopan, guru selalu berpkaian rapid an bersih, dan sebagainya.
Teladan merupakan alat pendidikan yang ampuh dalam mendidik anak lebih-lebih di masa kanak-kanak yang masih memiliki kecendrungan meniru. Dalam banyak hal, teladan lebih bermakna dari sekedar ungkapan verbal. Apa yang dilihat, itu yang ditiru anak. Dan anak akan meniru figure yang dikagumi. Misalnya orang tua dirumah dan guru di sekolah.
Contoh lain dari tindakan mendidik adalah guru menyuruh siswa untuk berdo’a sebelum belajar, agar siswa terbiasa berdoa sebelum belajar. Guru mengajar dengan metode diskusi, agar sikap kritis anak berkembang. Guru memberi tugas belajar kelompok, agar anak terbiasa bekerja sama dan bertanggung jawab. Semua perbuatan tersebut akan menjadi alat pendidikan jika dinaiti untuk mendidik anak. Jika tidak dinitkan memdidik, tapi untuk kepentingan pribadi guru misalnya, maka tindakan tersebut tidak bias disebut sebagai alat pendidikan. Misalnya, guru selalu berpakaian rapid an bersih hanya niat pamer, guru memberi tugas diskusi karena malas mengajar, guru memuji siswanya yang biasa menjawab dengan benar karena kebetulan siswanya cantik, guru menghukum siswanya karena dendam.
Banyaknya kasus penyimpangan guru dalam menghukum siswa memunculkan pertanyaan, masih bolehkah guru menghukum siswa? Atau bolehkah hukuman dijadikan alat pendidikan? Bukankah menghukum membuat anak tidak senang?
Pada dasrnya, hukuman adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan sengaja oleh guru terhadap anak didik yang melanggar dengan harapan agar anak tersebut menyadari kesalahannya dan berjanji tak akan mengulanginya. Ada beberapa pandangan tentang hukuman, yaitu :
a) Hukuman alam; yaitu membiarkan anak dihukum secara alami akibat perbuatan sendiri. Misalnya, jika si anak suka kebut-kebutan, suatu ketika ia akan ketabrak.
b) Ganti rugi; hukuman dilakukan dengan cara meminta agar anak bertanggung jawab atau menanggung resiko dari perbuatannya.
c) Menakut-nakuti; hukuman dimaksudkan untuk menakut-nakuti anak agar anak tidak melakukan pelanggaran.
d) Balas dendam; hukuman dilakukan kerana ras dendam.
e) Memperbaiki; hukuman dilakukan dengan maksud menyadarkan anak agar tidak mengulangi lagi perbuatannya.
Dari sekian pandangan di atas, hanya alasan “memperbaiki” dan mungkin alasan “ganti rugi” dalam batasan-batasan tertentu yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan. Itupun tidak boleh dilakukan secara sembrono. Ada syarat-syarat tertentu yeng harus dipatuhi dalam memberikan hukuman, yaitu :
a) Hukuman harus dalam jalinan cinta dan kasih sayang
b) Hukuman harus didasarkan pada alasan “keharusan”
c) Hukuman harus menimbulkan kesan dihati anak
d) Hukuman harus menimbulkan keinsyafan dan penyesalan pada anak
e) Hukuman harus diikuti dengan pengampunan dan disertai harapan serta kepercayaan.
Di samping syarat-syarat di atas, ada bebeiprapa hal yang harus dilakukan dan dertimbangkan dalam memilih atau memiih hukuman yang akan ditetapkan kepada anak didik, yaitu :
a) Macam dan kecilnya pelanggaran
b) Siapa yang melakukan pelanggaran
c) Mempertimbangkan akibat yang mungkin timbul dari hukuman
d) Pilihlah hukuman yang bernilai pedagogis
e) Sedapat mungkin jangan mempergunakan hukuman badan
Dengan menentukan syarat dan ketentuan di atas, tidak mudah bagi guru menggunakan hukuman sebagai alat pendidikan. Karena itu, sedapat mungkin hindari tindakan menghukum. Masih banyak alat pendidikan yang lain untuk mencapai tujuan pendidikan. Diantaranya ganjaran.
Ganjaran merupakan kebalikan dari hukuman. Jika hukuman bernuansa menakutkan, maka ganjaran justru sebaliknya, membuat anak senag dan termotivasi. Oleh karena itu, memberi ganjaran bias digunakan sebagai alat pendidikan untuk memberikan motivasi anak. Ada banyak cara yang dapat dilakukan guru dalam memberikan ganjaran kepada anak,yaitu :
a) Pujian, berupa kata-kata yang bersifat sugestif (seperti kata; baik, bagus, baik sekali)
b) Penghormatan, bias berupa penobatan (seeperti; dinobatkan sebagai juara kelas) atau pemberian kewenangan melakukan sesuatu (seperti; anak yang berhasi menjawab soal sulit, disuruh mengerjakan dipapan tulis agar dicontoh oleh temannya
c) Hadiah, bermaksud pemberian ganjaran berupa hadiah barang misalnya, anak yang bias menjawab soal sulit, diberi hadiah buku.
d) Tanda penghargaan, maksudnya pemberian ganjarn berupa hadiah non material, seperti, anak yang berprestasi diberi sertifikat.
2. Situasi sebagai alat pendidikan
Situasi seperti apa yang bias disebut alat pendidikan? Adalah situasi yang dengan sengaja diciptakan untuk tujuan pendidikan. Misalya, orang tua dirumahsetiap menjelang magrib atau setelah salat subuh memutar kaset bacaan al-Quran agar tercipta suasana religious di rumah. Ruang kelas selalu ditata rapi dan bersih agar tercipta suasana kelas yang nyaman sehingga mendukung proses pembelajaran.
3. Benda sebagai alat pendidikan
Benda sebagai alat pendidikan saat ini sudah banyak ragamnya, baik yang tradisional (seperti; papan tulis, potlot, kapur tulis) namun yang modern (seperti; LCD, OHP, Vidio, televisi, internet).
Karakteristik Pendidikan
Karakteristik Pendidikan
Karakteristik pendidikan menjadi bagian yang perlu dipahami oleh pendidik dalam melaksanakan proses pendidikan. Alat pendidikan dapat diartikan sebagai kondisi ideal alat pendidikan baik yang berkaitan dengan alat pendidikan bentuk non-material yang digunakan dalam kegiatan pendidikan.
1. Karakteristik Alat Pendidikan Non-Material
a) Perbuatan atau tindakan pendidik hendaknya dilakukan awal-awal dalam proses pendidikan dengan memikirkan terlebih dahulu tentang bagaimana cara melakukan sesuatu karena manusia mempunyai sifat konservatif yang cendrung untuk mempertahankan atau tidak merubah kebiasaan.
b) Perbuatan atau tindakan pendidik hendaknya dilakukan dengan hati-hati, baik dalam frekuensi maupun cara melakukannya.
c) Perbuatan atau tindakan hendaknya digunakan dengan diikuti oleh bimbingan apa yang sebaiknya harus dilakukan.
2. Karakteristik Alat Pendidikan Material
Alat pendidikan kebendaan/material seperti : lahan, gedung, prabot, dan berkaitan dengan kegiatan pendidikan di sekolah, namun karena sifat pendidikan secara umumpun memanfaatkan pentingnya peran alat pendidikan berbentuk material, maka beberapa karakteristik berikut ini perlu dipahami dan dijadikan pertimbangan pendidik dalam menjalankan kegiatan pendidkan seperti :
a) Alat pendidikan hendaklah terbuat dari alat yang kuat dan tahan lama dengan memperhatikan keadaan setempat
b) Pembuatan alat pendidikan mudaj dan dapat dikerjakan secara masal
c) Biaya alat pendidikan relative murah
d) Alat pendidikan hendaknya enak dan nyaman bila ditempati atau dipakai sehingga tidak mengganggu keamanan pemakaiannya
e) Alat pendidikan relative ringan untuk mudah dipindah-pindahkan
Penggunaan Alat Pendidikan
Penggunaan Alat Pendidikan
Di dalam mengguanakan alat pendidikan, seharusnya sudah ditegaskan tujuan apa yang akan dicapai, tetapi harus selalu diingat, bagi para pendidik, hendaknya berusaha menghindari tindakan yang bersifat memaksa bagi anak didik.
Penggunaan alat itu dipengaruhi oleh pribadi pemakainya karena tujuan/cita yang didukung oleh alat itu. Penggunaan alat mempunyai hubungan yang erat dengan sifat kepribadian pemakai, dan hubungan erat dengan sifat kepribadian ini merupakan sifat khas dari alat pendidikan, dibandingkan dengan alat yang lain. Misalnya, pribadi yang mengabaikan cita keagamaan tidak akan berhasil di dalam mendidik keagaan, walaupun alat yang digunakan tersedia, baik dan sempurna.
Di dalam memilih alat-alat pendidikan yang akan digunakan perlu diingat atau diperhatikan hal-hal berikut :
o Tujuan apa yang ingin dicapai dengan alat itu
o Siapakah yang mengguanakan alat itu
o Terhadap siapakah alat itu digunakan
o Alat-alat manakah yang tersedia dan dapat digunakan
No comments:
Post a Comment